Secara umum, kebutuhan sapi di Indonesia terus meningkat dari tahun
ke tahun sehingga tidak mampu dipenuhi oleh peternak lokal. Untuk
menutupi kekurangan tersebut, akhirnya harus mengimpor dari luar negeri,
terutama dari Australia. Kondisi ini tentu saja menjadi peluang emas
yang tidak boleh disia-siakan oleh peternak lokal untuk membangun
peternakan sapi. untuk memulai usaha ini tentunya harus mengetahui
bagaimana tips sukses penggemukan sapi potong.
Usaha penggemukan sapi potong adalah usaha yang bagus dimana permintaan
akan daging makin hari makin meningkat. Penggemukan sapi potong dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sistem kereman, dry lot fattening,
dan pasture fattening. Pakan yang digunakan dalam penggemukan berupa
hijauan dan konsentrat. Hijauan diberikan 10% dari bobot badan,
konsentrat 1% dari bobot badan, dan air minum 20−30 l/ekor/hari.
Peluang
1. Permintaan daging sapi setiap tahun semakin meningkat
Konsumsi daging sapi di Indonesia terus mengalami peningkatan, yaitu
pada tahun 2006 tingkat konsumsi daging sapi diperkirakan 399.660 ton,
atau setara dengan 1,70−2 juta ekor sapi potong (Koran Tempo 2008),
sementara produksi hanya 288.430 ton. Pemerintah memproyeksikan tingkat
konsumsi daging pada tahun 2010 sebesar 2,72 kg/kapita/tahun sehingga
kebutuhan daging dalam negeri mencapai 654.400 ton dan rata-rata tingkat
pertumbuhan konsumsi 1,49%/tahun (Badan Pusat Statistik 2005) dikutip
dari Suryana (2008). Populasi sapi potong pada tahun 2007 tercatat
11,366 juta ekor (Direktorat Jenderal Peternakan 2007), populasi
tersebut belum mampu mengimbangi laju permintaan daging sapi yang terus
meningkat. Hasil dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa produksi
daging sapi dalam negeri belum dapat memenuhi permintaan, sehingga
usaha penggemukan sapi potong masih memiliki peluang.
2. Perputaraan modal relatif singkat
Usaha penggemukan sapi potong sangat mudah dilakukan karena sapi
dipelihara sekitar 3 – 6 bulan, umur bakalan sapi yang dibeli sudah
dewasa kelamin yaitu berkisar 1,5 tahun – 2,5 tahun terutama sapi
jantan. Sapi jantan mempunyai pertambahan bobot badan lebh tinggi
dibanding sapi-sapi betina (Siregar, 2007). Menurut Sugeng (1996)
mengatakan bahwa pada penggemukan sapi sistem kereman menggunakan
bakalan sapi jantan umur 1 – 2 tahun dengan lama penggemukan 3 – 4
bulan. Lama penggemukan, jenis kelamin dan umur sapi yang dibeli
berhubungan dengan perputaran modal, jadi semakin lama penggemukan maka
semakin lama pula modal berputar.
3. Besarnya Keuntungan Usaha Penggemukan Sapi Potong
Besarnya keuntungan berhubungan dengan jumlah sapi yang dipelihara (Agromedia, 2011). contoh usaha
penggemukan 10 ekor sapi potong selama 4-6 bulan dapat memberikan
pendapatan bersih 10 – 15 juta rupiah. Belum lagi, keuntungan dari
penjualan kotorannya sebagai pupuk kompos.
Kendala dan Solusi
Kendala :
- Sulit memperoleh bakalan sapi berkualitas
- Harga daging sapi potong di pasaran normal tidak sebanding dengan biaya pakan yang dikeluarkan
- Kenaikan bobot badan sapi tidak optimal.
- Sulit pemasaran sapi potong
Solusi :
- Membeli bakalan sapi sendiri
- Beli bakalan sapi yang memiliki recording atau peternak berpengalaman dan terpercaya.
- Kita pilih jenis sapi yang sesuai dengan kondisi lingkungan tempat usaha kita (adaptasi yang bagus).
- Memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan.
- Lakukan survei ke pasar terrddekat untuk mengetahui cara menjual sapi di pasar tersebut
- Cari informasi dari interrnet, teman dan pedagang sapi yang ada di pasar
- Jika usaha sudah berjalan, para pembeli datang sendiri ke peternakan.
C. Hal yang harus dipersiapkan untuk tips sukses penggemukan sapi potong :
I. Kesiapan mental
Usaha penggemukan sapi potong merupakan usaha pemelihaan hewan yang
harus betul diperhatikan dari pakan, kandang dan kesehatan. Ternak ini
juga bisa mati, karena strees ataupun terkena penyakit, sehingga
diperlukan kesiapan mental tentang resiko usaha ini dan tidak hanya
memikirkan keuntungan.
II. Modal
Modal adalah sejumlah uang atau barang yang dikeluarkan untuk
kegiatan-kegiatan pemeliharaan ternak diharapkan dapat menghasilkan
ternak sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan keuntungan.
modal yang harus dalam usaha ini tidak hanya uang dan barang saja tetapi
juga pengetahuan tentang pemeliharaan ternak dan pemasaran.
III. Manajemen
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, petnggerakan, pelaksanaan serta pengawasan dengan
memanfaatkan ilmu dan seni agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Manajemen dalam usaha penggemukan sapi potong
terbagi menjadi 2 yaitu: manajemen pemeliharaan dan keuangan. Manajemen
pemeliharaan meliputi : pemilihan bibit sapi, pakan dan minum, kandang,
kesehatan, pemsaran, sedangkan untuk manajemen keuangan berupa : kas,
laporan penjualan, rugi laba dan aktiva pasiva. Hal ini dilakukan 1)
untuk memudahkan kita melihat perkembangan usaha ini, 2) memudahkan kita
dalam mengajukan tambahan pinjaman modal. 3) keuntungan yang kita
terima min 50% untuk menambah modal.
A. Manajemen Pemeliharaan
a. Pemilihan bibit sapi
Pemilihan bibit sapi, yaitu harus memperhatikan:
1. jenis bangsa sapi
Beberapa jenis sapi yang bagus untuk tuujuan usaha sapi potong, yaitu:
sapi PO, sapi Bali, sapi Madura, sapi PFH, sapi Limousin dan sapi
Simental. jika kita memilih jenis dan bangsa sapi harus juga melihat
modal dan ketersediaan pakan. jika ketersedian pakan di lingkungan
sekitar dekat dengan home industri (tahu dan tempe), penggilingan padi,
tanaman palawija dan pasar maka sapi yang digunakan adalah sapi jenis
limousin dan simmental, sapi PO sangat bagus dilingkungan yang
ketersedian pakan yang rendah (hanya bisa memanfaatkan limbah
pertanian).
2.Recording
Recording yaitu data atau catatan perkawinan yang dilakukan sapi yang
bertujuan untuk menghindari perkawinan sedarah ( In Breeding ) sehingga
kualitas keturunan sapi tersebut menjadi turun, dan banyak terjadi kasus
kematian sapi, kelahiran sapi dalam kondisi cacat.
3. Jenis kelamin sapi
Sapi jantan mempunyai pertambahan bobot badan lebih tinggi dibanding
sapi-sapi betina (Siregar, 2007), karena pakan yang diberikan sapi
jantan dewasa untuk pembentukan komposisi daging, lemak dan otot. Sapi
jantan bagus untuk usaha penggemukan, sedangkan sapi betina khusus untuk
indukan dan perah.
4. umur sapi berhubungan dengan lama pemeliharaan
Menurut Ahmad et al. (2004); Ferdiman (2007) yang dikutip dari
Suryana (2008) meengatakan bahwa sistem ini, sapi muda (umur
1,50−2tahun) dipelihara secara terus-menerus di dalam kandang dalam
waktu tertentu untuk meningkatkan volume dan mutu daging dalam waktu
relatif singkat. Berdasarkan umur sapi yang akan digemukkan, lama
penggemukan dibedakan menjadi tiga (Sugeng 2006) yang dikutip dari
Suryana (2008), yaitu: 1) untuk sapi bakalan dengan umur kurang dari 1
tahun, lama penggemukan berkisar antara 8−9 bulan, 2) untuk sapi bakalan
umur 1−2 tahun, lama penggemukan 6−7 bulan, dan 3) untuk sapi bakalan
umur 2−2,50 tahun, lama penggemukan 4−6 bulan.
5. performans sapi (tidak cacat)
Performans adalah bentuk tubuh sapi baik dari kepala, badan, kaki dan ekor. Ciri sapi yang sehat yaitu:
- Aktif, sigap, sadar dan tanggap terhadap perubahan situasi disekitarnya.
- Kondisi tubuhnya seimbang, tidak sempoyongan/pincang, langkah kaki
mantap dan teratur, dapat bertumpu dengan empat kaki dan posisi punggung
rata.
- Mata bersinar, sudut mata bersih, tidak kotor dan tidak ada
perubahan pada selaput lendir/kornea mata.Kulit/bulu halus mengkilat,
tidak kusam dan pertumbuhannya rata.
- Frekuensi nafas teratur (20-30 kali/menit), halus dan tidak tersengal-sengal.
- Denyut nadi (50-60 kali/menit), irama teratur dan nada tetap
b. ketersediaan pakan dan air
Keterseedian pakan dalam usaha penggemukan sapi perlu diperhatikan di
lingkungan tempat yang akan menjadi usaha penggemukan, hal ini perlu
dilakukan supaya pada musim kemarau sapi tidak kekurangan pakan maka
perlu memperhatikan, yaitu:
dekat dengan persawahan / ladang / perkebunan
dekat dengan home industri (pembuatan tahu atau tempe)
memiliki lahan untuk ditanami rumput
dekat dengan pasar
Pemberian air minum diberikan secara ad libitum
c. Kandang
Kandang yaitu tempat tinggal ternak untuk berlindung dan berkembang
biak. Kandang yang baik adalah tempat tinggal yang nyaman, aman
(Bahan-bahan tidak melukai ternak) bersih dan sehat (sanitasi yang
baik). Beberapa tips sukses penggemukan sapi potong adalah berawal dari kandang yang baik.
Bentuk: individual permanen atau semi permanen.
Bangunan: terbuat dari bambu/kayu/bata plus semen dilengkapi ventilasi.
Perlengkapan: tempat pakan dan minum
Saluran sanitasi untuk tempat penampungan kotoran.
Lantai: kayu, tanah dipadatkan atau bata dan semen.
Alas: rumput-rumputan, atau karpet .
Atap: genteng atau alang-alang.
Ukuran (per 1 ekor): 2 x 1,5 x 2 m.
d. Kesehatan
Ternak sapi juga dapat sakit, penyakit yang sering diderita sapi yaitu
(cacingan, masuk angin dan penyakit kulit) maka dari itu ternak harus
dijaga kesehatan dengan 1) seminggu sekali diberi vitamin dan mineral,
2) obat cacing diberikan seminggu sekali, 3) kebersihan kandang dan
sanitasi, 4) penyakit kulit: a) ternak 3 hari sekali dimandikan, b)
dibersihkan lukanya, c) diberi salem penyakit kulit untuk ternak.
B. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan ini merupakan catatan data laporan keuangan berupa
: aliran kas, laporan penjualan, rugi laba dan aktiva pasiva. Hal ini
dilakukan 1) untuk memudahkan kita melihat perkembangan usaha ini, 2)
memudahkan kita dalam mengajukan tambahan pinjaman modal. 3) keuntungan
yang kita terima min 50% untuk menambah modal.
C Pemasaran
Pemasaran usaha penggemukan sapi potong dapat dijual ternak hidup
atau sudah diolah (bakso, dendeng sapi, abon sapi, sosis) dan kotoran
sapi.
Ternak hidup dijual, yaitu dengan cara, lakukan survei ke pasar terdekat
untuk mengetahui cara menjual sapi di pasar tersebutCari informasi dari
internet, teman dan pedagang sapi yang ada di pasar.
sumber buka-usaha.com